[JAKARTA] Aktivitas seismik yang tercatat meningkat dalam sebulan terakhir di wilayah Jawa, Sumatera, dan Andaman, Asia Tenggara, mengindikasikan kemungkinan terjadinya bencana alam besar dalam waktu dekat. Hal itu dikemukakan D Chandrasekharam, profesor senior di bagian ilmu bumi dari Institut Teknologi India di Mumbai, India.
Berkaitan dengan itu, Kepala Bidang Gempa Badan Meteorologi dan Geofisika, Suharjono ketika dihubungi Pembaruan, Kamis (25/1), mengakui adanya peningkatan aktivitas seismik, termasuk di wilayah timur Indonesia, mulai dari Kepulauan Maluku hingga Papua.
Namun, dia menyatakan BMG tidak bisa membuat pernyataan tentang kemungkinan terjadinya bencana besar, karena hal itu bisa terjadi setiap saat dan tidak bisa diprediksi.
Menurutnya, potensi gempa ada seluruh wilayah Indonesia, sehingga masyarakat harus sadar dan selalu siaga apabila kejadian itu muncul.
“Saat gempa masyarakat harus sadar di mana posisinya dan dalam kondisi apa, serta tahu bagaimana menyelamatkan diri. Misalnya ketika mengemudi saat gempa, mobil harus segera berhenti,” katanya.
Tak Harus Takut
Lebih jauh dikatakan, potensi gempa yang ada di Indonesia tidak harus membuat masyarakat takut. Sebaliknya, masyarakat harus selalu siaga agar bisa survive saat bencana. Selain itu, memang diperlukan berbagai persiapan, di antaranya menyangkut pembangunan gedung dan sarana lainnya, agar tidak mudah roboh saat gempa.
Lebih jauh Chandrasekharam menyatakan walau aktivitas vulkanik di wilayah tersebut telah menurun setelah terjadinya gempa bumi dan tsunami pada Desember 2004, terjadi lebih dari 51 gempa dengan kekuatan bervariasi selama sebulan terakhir.
“Hal itu tampak sebagai sebuah proses peredaran alam, tapi kemungkinan dapat menimbulkan bencana yang besar. “Sejak 25 Desember 2006 hingga 24 Januari 2007, seluruh zona pulau Jawa-Sumatera-Andaman, mengalami lebih dari 51 gempa bumi dengan kekuatan bervariasi dari 4,2 hingga 7,5 skala richter,” ujar ilmuwan terkemuka India, seperti dikutip Antara dari kantor berita India, PTI.
Gempa tersebut, antara lain terjadi di Taiwan dengan kekuatan 7,1 skala richter pada 26 Desember dan 7,5 skala richter di laut Maluku. Gempa berkekuatan berkekuatan 4,9 dan 6,1 skala richter juga tercatat di Kepulauan Nikobar.
Sebagian besar kejadian alam tersebut, katanya, terkait dengan fenomena bawah tanah yang menyebabkan tsunami tahun 2004 yang menewaskan hampir 250.000 orang di sejumlah negara, termasuk India. “Ini menunjukkan betapa aktif wilayah ini secara seismik. Apakah kita sudah siap dengan sistem peringatan dini tsunami untuk memberitahu masyarakat sebelum bencana alam terjadi di masa mendatang?” katanya.
Chandrasekharam menyarankan agar diadakan latihan penggunaan sistem peringatan dini tsunami.
“Beberapa gempa bumi yang terjadi akhir-akhir ini harus diwaspadai. Sistem peringatan dini tsunami harus mampu menyiagakan masyarakat di daerah pesisir pantai dalam waktu 10 menit dari kejadian bencana itu,” ujarnya. [A-16]
Last modified: 25/1/07Sumber : Suara Pembaharuan OnlineĀ