Gado-Gado

September 6, 2007

Sukarno: Pembebasan Irian Barat

Filed under: Story,Video — by auliahazza @ 6:41 am

Desember 9, 2006

Alamat Blog Asli

Filed under: Story — by auliahazza @ 1:09 pm

Teman-teman, terima kasih atas kunjungannya selama ini.

Pertama kali membuat blog auliahazza.wordpress.com untuk arsip masakan saya dengan title My Cooking. Karena saya belum begitu ahli dengan WordPress, resep masakan saya pindahkan ke http://360.yahoo.com/auliahazza

Karena ada kejadian yang tidak diinginkan pada http://auliahazza.belajar-islam.com yang mengakibatkan tidak bisa diakses dan semua isi postingan hilang semua, akhirnya auliahazza.wordpress berubah menjadi My Diary untuk meletakkan posting lama yang hilang.

Setelah diperbaiki http://auliahazza.belajar-islam.com, sebagian isi posting sudah dikembalikan ke blog itu dan sisanya yang tidak masuk ke http://www.archive.org akan saya ketik ulang yang pastinya akan mengalami penambahan dan pengurangan.

Untuk artikel ebook sudah bisa diklik langsung di http://auliahazza.belajar-islam.com

Untuk situs masakan bisa berkunjung ke http://www.auliahazza.com

Terima kasih atas kunjungan teman-teman selama ini dan juga masukannya.

November 23, 2006

Musim Duren Pun Tiba

Filed under: Story — by auliahazza @ 10:29 am

Date posted : 1/9/2005

Ini musim duren betulan lho, bukan musim duren yang lain )

Bulan Desember, di pasar Ciputat sudah banyak pedagang berjualan duren … hmmmm baunya bisa tercium seantero pasar. Duren berbuah sekitar bulan November sampai dengan Januari. Bahkan bisa ada sebelum November dan setelah Februari.

Kepengen banget nich …

9 Januari 2005, kesampean juga makan duren … Ada orang yang jualan dipinggir jalan Pondok Petir Raya menuju rumah Ruri (adik). Beli 3 buah dengan total harga Rp. 10.000,- dengan ukuran sedang … lumayan.

Sorenya, saya makan duren. Dagingnya sedikit, ukurannya kecil tapi lumayanlah dari pada ga makan duren. Sebenarnya saya takut makan duren. Saya dilarang makan duren karena sakit maag. Duren bisa membuat lambung saya panas, kadar gas di lambung akan meningkat. Buktinya beberapa menit saya makan sudah sendawa, panas, dada saya kayak sakit sedikit. Supaya tidak terjadi yang tidak diinginkan dan tidak mau mendengar kalimat “Apa Bapak bilang …” saya minum obat maag yang diberi dokter Masril. Ande nyuruh saya minum norit tapi ga mau karena ga suka makan obat banyak-banyak. Saya sudah sendawa 4 kali … alhamdulillah.

Sampai pukul 7.16 malam status aman tapi deg-degan … kambuh ga yach …

Kalau diingat-ingat, aul ga pernah lagi ketemu duren seperti di kebun keluarga bapak – Silungkang – bagus banget, dagingnya gemuk, kuning, wangi, gede, makan 1 biji puas dech. Terbayar dengan perjalanan menuju kebun keluarga bapak yang susah, mendaki, jalan licin, lewati jurang, jalan setapak, pas nyampe dikejauhan kita disambut harimau Sumatera yang sudah jarang populasinya, juga monyet – ga tau jenisnya apa -. Pokoknya ngos-ngosan … benar-benar haiking. 1 buah duren habis sama aul.

Benar-benar enak dech … duren di kebun keluarga bapak.

November 22, 2006

Ga Suka Makan Sayur ???

Filed under: Story — by auliahazza @ 10:54 am

“Ih .. ga enak banget … apalagi kalau setiap hari makan sayur ….”.

Setiap makan siang, ibuku sudah menyediakan 3 mangkuk kecil yang isinya daun-daun hijau untuk 3 anaknya yang masih SD. Biasanya daun katuk, bayam. Daun katuk dan bayam suka ditambahin jagung manis dibuat sayur bening, ditumis dengan bawang merah, bawang putih dan daun bawang.

Ketiga anaknya sebenarnya suka sayur tapi kalau setiap hari .. ga janji dech. Apalagi kalau ada makanan yang paling disuka atau makanan yang tidak maching. Kalau makanan yang disuka dan tak mau dicampur dengan sayur biasanya ayam goreng, ayam balado, kentang balado, gulai ayam, rendang. Yang ga maching, biasanya gulai dengan sayur bayam/katuk … ga maching kan … ? sama-sama berkuah tapi berbeda tekstur.

Kalau kita tidak mau makan sayur dicampur dengan lauk yang lain, biasanya disuruh dimakan sesudah makan besar … kenyang … kenyang dech kita. Terpaksa dech dimakan juga sayurnya, kalau ga mau kita harus tetap duduk dimeja makan sambil dipelotit sampai sayurnya habis. Kalau ibu lagi baik, kita boleh nyicil makannya untuk nanti sore. Tapi itu jarang banget lagipula kalau dimakan sore hari sudah ga enak. Pernah saya buang dengan diam-diam.

Paling benci sayur katuk … keras. Mau bilang ga berani. Kata ibu kalau masak sayur jangan sampai layu nanti vitaminnya hilang. Dirumah saya yang di Tebet subur banget sama katuk, ada yang tinggi, ada yang berbunga dan berbuah. Kalau lihat “dia”, pengen dech rasanya ngebuangin. Sering sekali bilang dalam hati “kapan yach … kamu mati, kapan yach kamu kena ulat, kapan yach kamu layu, tapi kamu ga pernah tuh, selalu subur, sehat”

Tahun 1988 kita pindah rumah ke Bekasi, ibu cuma bawa beberapa batang katuk dan kami mengucapkan alhamdulillah sudah ga makan sayur katuk dan berharap semoga ditanah yang baru katuk ga subur. Memang ditempat yang baru katuk ga subur malah ga numbuh dan beranak pinak. Lama-lama mati. Ibu sudah jarang menjatahkan semangkuk sayur, kata ibu “Kalian sudah besar, yang menentukan badan sehat, sakit adalah kalian sendiri, ibu hanya menyediakan saja”. Tapi sering juga sich ibu ngomel alias memberi nasihat makan sayur.

SMA kelas 2, warna sayurnya berubah menjadi orange, bau umbi, dibuat juice. Mula-mula sich ga enak, eneg … tapi karena kepentingan saya karena mengalami gangguan dimata. Mata saya tidak bisa melihat jarak jauh, harus pakai kacamata. Aduh hidung saya keberatan, terganggu. Setiap hari saya minum segelas gede juice wortel … setiap hari … lama kelamaan saya biasa dan rasanya enak tapi juga membuat kulit saya menjadi kuning. Kurang lebih 3 bulan, saya melepaskan kacamata … wah terang lho … saya sudah ga mau pake lagi, lagipula kasihan sama kacamatanya sering kecelakaan. Suka jatuh, suka saya dudukin, untung ga pecah karena dibuat dari sejenis plastik. Tapi minum juice wortelnya ga pernah lepas, sama ibu saya suka ditambihin susu bubuk. Sampai sekarang saya suka banget sama wortel dalam bentuk campuran apapun. Dan saya sudah tidak pake kacamata, min saya dari dulu tetap –1/4 untuk semua mata. Ga tau yach kenapa ga berubah-rubah.

Sudah lama kita ga makan sayur katuk, ibu membelinya, dengan segera saya bilang “saya saja yang masak”. Ibu mengizinkannya. Saya memasaknya sama seperti cara ibu tapi masaknya agak lebih lama agar daunnya tidak keras waktu dimakan. Kami akhirnya menyukainya sampai sekarang.

Jangan Sekali-kali Bertamu Ke Rumah Orang Kaya

Filed under: Story — by auliahazza @ 9:38 am

Date posted : 12/3/2004

Seorang pria (T) berkunjung ke rumah seorang jutawan yang sangat kaya raya. Sembari menunggu sang tuan rumah, sang pembantu (P) menawarinya minum.

P : “Tuan mau minum apa, teh, kopi, susu atau soda?”
T : “Teh saja.”
P : “Teh hijau, teh madu, teh ceylon, teh celup atau teh seduh?”
T : “Teh ceylon.”
P : “Yang hitam atau bening?”
T : “Bening.”
P : “Dengan susu, krim atau madu?”
T : “Dengan susu.”
P : “Susu sapi, susu unta atau susu kuda?”
T : “Susu sapi saja.”
P : “Sapi dari Freezeland atau Afrika?”
T : “Hmm yang pertama saja.”
P : “Dengan gula atau tanpa gula?”
T : “dengan gula.”
P : “Gula pasir atau gula batu?”
T : “Gula pasir.”
P : “Gula tebu atau gula pemanis?”
T : “Arghhhhhhhhh, berikan aku air mineral saja.”
P : “Air mineral dingin atau biasa?”
T : “Yang dingin.”
P : “Yang tawar atau yang rasa buah?”
T : ” Sudahlah, aku tidak jadi minum deh.”

Sumber : Aris ga pake H

Atas Nama Alloh

Filed under: Story — by auliahazza @ 9:19 am

Beberapa hari yang lalu sekitar jam 4-an sore, petir/geledek terdengar dari jauh. Walaupun masih jauh, suaranya sudah menyeramkan. Saat itu, keponakan saya belum mandi. Agak susah menyuruhnya mandi. Biasanya saya tidak peduli, apakah dia sudah mandi atau belum. ‘kan saya tidak tidur sekamar … Tapi entahlah kenapa saya tiba-tiba menyuruhnya mandi. “Ja, mandi gih, sebentar lagi Alloh datang …”. Dengan segera Riza mengajak mamanya mandi tapi mamanya bilang “Ntar aja …”.

Agak lama, petir masih saling bersahutan. Saya ulangi lagi “Ja, mandi gih, kalau Alloh datang … Riza masih bau .. marah lho …”.
“Kata mama entar aja”
“Iya … kalau Alloh datang, Riza sudah wangi … kan Alloh senang donk”
“Ma … mandi yuk …”
Dengan malas, mamanya bangun dari tempat duduk
“Ayo mandi …”

Setelah selesai mandi, dia duduk disofa, badannya masih berselempang handuk.
“Ja, pake baju gi dech …, denger tuh Alloh tambah deket”
“Ma … cepetan …”
Ibunya datang dengan membawa baju, celana panjang, celana dalam, bedak dan sisir. Setelah selesai semua tiba-tiba petir datang lagi dan dia berdoa “Ya Alloh, belhenti petilnya, ija takut”
Ha … ha …. geli saya
Dan datanglah hujan.
“Nah, Riza, Alloh sudah datang, hujan, Alloh senang Riza sudah rapi dan wangi”

Riza, nama keponakanku, kurang lebih umur 2-3 tahun, takut sekali dengan namanya “Alloh”. Dia terlalu lincah, banyak gerak dan terlalu banyak bicara alias cerewet. Saya tidak tahu mulai dari siapa yang mempergunakan atas nama “Alloh” supaya dia bisa diam. Seingat saya, kalau Adzan Magrib datang, dia akan duduk manis, mendengar dengan hikmat. Lama-kelamaan dia ketakutan. Ngumpet dibalik punggung salah satu anggota keluarga. Pas dia nakal, ada Adzan Magrib di TV, kami bilang “Alloh mau ngomong … Alloh datang, Riza diam …”. Suatu ketika, dia meletakkan jari telunjuknya dimulut agar semua diam. Dia bilang “Alloh mau ngomong …”

Sekarangnya umurnya 4 ½ tahun. Senjata andalan kita sekarang adalah petir. Alloh sudah pindah objek.

Kami pindah ruangan.. ke dapur, petir datang lagi … aku kaget … Riza bilang “Uwo takut yach … Alloh kan sayang sama Uwo … Alloh sayang banget sama Uwo”
“Iya, Alloh sayang banget sama Uwo”, kataku. Memang, Alloh terlalu sayang … Senyumku getir

Keesokan harinya, petir, hujan, mendung sudah selesai sebelum sore, Alloh sudah pergi. Saya tidak bisa “mengancamnya” untuk segera mandi. Nenek, kakek dan mamanya tidak bisa menyuruhnya mandi.
“Ija ga mau mandi …”
“Ija ga mau mandi …”

Yaaaa .. Alloh datangnya kecepatan sich …
Rizanya ga mandi dech sampai dia bobo.

Uwo : bibi

Tidak Pake Mata Sapi

Filed under: Story — by auliahazza @ 9:11 am

Pagi hari keponakan saya, Riza namanya, ditanya sama neneknya :
Nenek : Riza, nanti sekolah mau makan apa ?
Riza : Makan telur
Nenek : Telur mata sapi aja yach …
Riza : Makan telur
Nenek : Iya, telur mata sapi aja …
Riza : Iya nenek …. tapi ga pake mata sapi. Nenek ini gimana sich …

Nenekpun ketawa terpingkal-pingkal

Pindah Rumah Besar-Besaran

Filed under: Story — by auliahazza @ 8:11 am

Karena ada kejadian yang tidak diinginkan, dengan sangat terpaksa auliahazza pindah rumah secara besar-besaran ….

Rumah lama aul di http://auliahazza.belajar-islam.com telah terjadi accident yang tidak sengaja yang berakibat sangat fatal …

Aduh …. sedih deh pindah …. padahal tempat blog yang dulu cepat lho aksesnya

Tapi tidak apa-apa untuk mulai dari pertama kembali.

Terima kasih untuk harrysufehmi yang sudah buatin blog aul yang dulu, yang udah aul repotin …

Dan untung sekali saya tidak kehilangan data karena disimpan di archive.org. Infonya didapat dari blog harrysufehmi

Pokoknya alhamdulillah banget deh… selamet-selamet ..

Blog di WordPress.com.